Saya mulai bermain-main dengan pikiran saya. Membuat tebakan-tebakan yang walaupun saya tahu takkan pernah terjawab tapi justru membuat saya makin bersemangat. Karena menurut saya disitulah letak serunya. Membuat praduga-praduga yang akhirnya bisa saya simpulkan sendiri.
Aah sangat menyenangkan. Benak saya mulai beraksi. Apakah mungkin dia salah satu keluarga, teman, saudara dari Butet Kartajasa cs yang malam ini bertindak sebagai tuan rumah ? sehingga mungkin dia mendapatkan tiket gratis yang saya tahu kemudian bahwa memang ada tiket yang diberikan secara cuma-cuma . Dan kemungkinan itu tentu saja akan berlaku untuk orang-orang yang saya sebutkan tadi (jawaban ini bisa saya simpulkan setelah 15 menit kemudian itupun karena ‘woro-woro’ Djaduk).
Karena, sekali lagi pandangan saya dengan penampilannya yang terkesan mahasiswa yang dekil dan ‘kagok’ dia tak cukup kuat untuk membayar biaya tiket yang lumayan mahal itu. Lalu setelah melewatkan berbagai ide yang tak bisa dipertanggung jawabkan akhirnya tercetuslah satu dugaan yang menurut saya paling masuk akal, bahwa kemungkinan pria itu adalah salah satu budayawan theater juga. Saya mencoba membenarkan sendiri tuduhan terakhir, entahlah apakah ini disebut fitnah atau bukan tetapi saya harus menyimpulkan agar permainan ini berakhir.
Atmosfir yang lain…
Kekeh saya terdengar saat terlihat Djaduk adik Butet memasuki panggung. Ternyata Butet tetap selalu ‘ngotot’ ingin berKKN dengan sang adik di setiap pertunjukannya. Suatu bentuk ‘KKN’ yang paling lama di lakoni di negeri ini, semua mahluk tahu ‘kebusukan’ wangi ini. Dan lucunya hal ini di diamkan oleh kami para penontonnya, bahkan mungkin akan menjadi asing dan aneh jika Djaduk tidak ada disetiap ‘penampakan’ Butet,lihatlah sewaktu Butet tampil dalam suatu acara telivisi (Republik Mimpi),hambar dan keringkan?
Dengan gaya khasnya Djaduk dengan santai merokok duduk ditengah alat musik, tak berapa lama para pemain lainnya masuk dan menyambar alat musik masing-masing. Musikpun bergema didiringi beberapa lagu yang dibawakan Djaduk, ’nyeleneh’ dan inovatif, sangat pas dengan pembukaan pertunjukan.
Disela-sela ini Djaduk melakukan interaksi dengan para penonton, tujuannya ‘mungkin’adalah mencari jawaban apakah para penonton sudah fokus dengan pertunjukan ini ataukah ‘roh’ kami masih melayang diluaran sana atau bodoh-bodohnya dia mencoba berkenalan kepada para penonton.
Djaduk bisa jadi ditunjuk untuk mencoba mencari tahu kondisi para penonton,mungkin saja mereka mempunyai sebuah rencana agar para penonton benar-benar fokus dan menghayati jalan cerita tersebut, Pikiranku kembali bermain lagi ada hal yang aku tangkap dalam moment ini, bahwa didalam setiap kesempatan harus ada sebuah persiapan yang matang,cek ulang apakah semua sesuai dengan apa yang kita rencanakan, apakah semuanya paham dengan tujuan kita, komunikasi adalah alat ukurnya!
Bersambung ke Butet Kertaredjasa Berubah 3
Salam KoMpaaaK
Aah sangat menyenangkan. Benak saya mulai beraksi. Apakah mungkin dia salah satu keluarga, teman, saudara dari Butet Kartajasa cs yang malam ini bertindak sebagai tuan rumah ? sehingga mungkin dia mendapatkan tiket gratis yang saya tahu kemudian bahwa memang ada tiket yang diberikan secara cuma-cuma . Dan kemungkinan itu tentu saja akan berlaku untuk orang-orang yang saya sebutkan tadi (jawaban ini bisa saya simpulkan setelah 15 menit kemudian itupun karena ‘woro-woro’ Djaduk).
Karena, sekali lagi pandangan saya dengan penampilannya yang terkesan mahasiswa yang dekil dan ‘kagok’ dia tak cukup kuat untuk membayar biaya tiket yang lumayan mahal itu. Lalu setelah melewatkan berbagai ide yang tak bisa dipertanggung jawabkan akhirnya tercetuslah satu dugaan yang menurut saya paling masuk akal, bahwa kemungkinan pria itu adalah salah satu budayawan theater juga. Saya mencoba membenarkan sendiri tuduhan terakhir, entahlah apakah ini disebut fitnah atau bukan tetapi saya harus menyimpulkan agar permainan ini berakhir.
Atmosfir yang lain…
Kekeh saya terdengar saat terlihat Djaduk adik Butet memasuki panggung. Ternyata Butet tetap selalu ‘ngotot’ ingin berKKN dengan sang adik di setiap pertunjukannya. Suatu bentuk ‘KKN’ yang paling lama di lakoni di negeri ini, semua mahluk tahu ‘kebusukan’ wangi ini. Dan lucunya hal ini di diamkan oleh kami para penontonnya, bahkan mungkin akan menjadi asing dan aneh jika Djaduk tidak ada disetiap ‘penampakan’ Butet,lihatlah sewaktu Butet tampil dalam suatu acara telivisi (Republik Mimpi),hambar dan keringkan?
Dengan gaya khasnya Djaduk dengan santai merokok duduk ditengah alat musik, tak berapa lama para pemain lainnya masuk dan menyambar alat musik masing-masing. Musikpun bergema didiringi beberapa lagu yang dibawakan Djaduk, ’nyeleneh’ dan inovatif, sangat pas dengan pembukaan pertunjukan.
Disela-sela ini Djaduk melakukan interaksi dengan para penonton, tujuannya ‘mungkin’adalah mencari jawaban apakah para penonton sudah fokus dengan pertunjukan ini ataukah ‘roh’ kami masih melayang diluaran sana atau bodoh-bodohnya dia mencoba berkenalan kepada para penonton.
Djaduk bisa jadi ditunjuk untuk mencoba mencari tahu kondisi para penonton,mungkin saja mereka mempunyai sebuah rencana agar para penonton benar-benar fokus dan menghayati jalan cerita tersebut, Pikiranku kembali bermain lagi ada hal yang aku tangkap dalam moment ini, bahwa didalam setiap kesempatan harus ada sebuah persiapan yang matang,cek ulang apakah semua sesuai dengan apa yang kita rencanakan, apakah semuanya paham dengan tujuan kita, komunikasi adalah alat ukurnya!
Bersambung ke Butet Kertaredjasa Berubah 3
Salam KoMpaaaK
4 comments:
waduh masih bersambung lagi...
asyem tenan... padahal mereka itu tetangga loh sama kita-kita, pernah maem bareng juga, tapi ya mereka kan ngga kenal sama diri saya...
kekekeke....
bingung aku mau koment apaan..
ikut manggut manggut aja ya om..
om gombloh kok jarang mampir sich ke tempatku..
luuuuuuuuuuuama banget gak pernah mampir..
Hiks hiks hiks..
(memelas mode on)
wuakakakak itu gambar siapa kang.....hehehehe
=))
Post a Comment