Bagi para konco sing nang Suroboyo artikel ini mungkin ga begitu 'menggigit' untu dibaca dan dicermati lah wong omah dan bendinoe lewat n blonjo nang konoe ker,tapi bagi awakdewe plus konco liane sing wis suweh ga moleh nang Suroboyo info kayak ngene iki penting banget-banget,iki loh ceritane
Bila Anda berkunjung ke Surabaya, kurang lengkap kiranya tanpa membawa oleh-oleh khas kota Pahlawan ini. Selain Bandeng asap, aneka krupuk berbagai olahan bisa Anda bawa pulang.
‘Rek ayo rek, mlaku-mlaku nang Tunjungan’, sebait lagu itu kiranya cocok menafsirkan Surabaya yang menjadi salah satu surga tempat belanja. Bicara mall, setidaknya ada delapan tempat belanja moderen berskala besar di kota ini antaranya Plaza Surabaya, Royal Plaza, Galaxy Mall, Pakuwon Trade Center hingga lainnya, khusus Tunjungan Plaza disebut ikon mall di Surabaya.
Jika berburu tren fesyen dan aksesoris, mungkin tempat-tempat di ataslah yang cocok dijujugi. Tapi bila yang Anda inginkan adalah belanja oleh-oleh berupa panganan khas, mendatangi mall-mall di atas malah salah alamat. Karena di Surabaya ada tempatnya tersendiri. Setidaknya di Surabaya ada dua sentra penjaja makanan khas Surabaya dan beberapa oleh-oleh khas kota tetangga.
Pusat oleh-oleh paling familiar bagi warga Surabaya adalah kawasan Pasar Genteng. Kawasan ini tergolong cukup terkenal sebagai sentra jajanan, sekaligus pusat perlengkapan dan spare part barang elektronik. Bila Anda bertanya mengenai sentra ini kepada masyarakat Surabaya, maka mayoritas jawaban hanya seputar dua hal di atas. Mencari Pasar Genteng bukan hal yang sulit mengingat lokasinya berada di pusat kota. Pasar Genteng terbilang masih satu kompleks dengan jalan Tunjungan, hanya saja posisinya berada di ruas jalan yang berbeda. Dari Tunjungan Plaza, menuju Pasar
Genteng tidak sampai menempuh 1 kilometer. Malah posisinya lebih dekat dengan Hotel Majapahit yang berjarak sekitar 500 meter.
Sesampai di kawasan ini, pengunjung tidak usah masuk bangunan pasar yang bertingkat. Para penjaja panganan khas ini tersebar di sekeliling pasar bagian dasar, malah kebanyakan toko jajanan membuka bisnisnya di depan jalan Genteng. Bila berjalan atau berkendara, di kanan kiri ruas jalan akan terlihat toko-toko penjual oleh-oleh.
Dari Macan, Bandeng, sampai Petis
Bila lokasinya sudah terdeteksi, maka selanjutnya Anda tinggal memilih toko mana yang ingin didatangi. Rata-rata dari penjaja menjual sajian yang nyaris tidak berbeda, ragam kerupuk dan camilan menjadi menu jualan utama para pedagang di sana.
Selain makanan kering, jenis panganan basah seperti udang dan siwalan segar turut dijual dengan ukuran dan bobot bervariasi. Uniknya, mereka juga banyak yang menjual petis-makanan terbuat dari udang segar yang ditumbuk halus, direbus dengan air abu merang dan dibumbui, berwarna hitam. Ada yang padat dan kental, berbau tajam-khas Sidoarjo.
“Di sini rata-rata menjual kerupuk dan camilan khas Surabaya. selain jajanan kering, ada juga yang basah. Biasanya wisatawan paling suka memborong yang kering-kering, karena takut basi. Biasa kan, perjalanan mereka cukup jauh dan memakan waktu lama,” kata Sonny Kuntoro, pemilik salah satu toko oleh-oleh di kawasan itu.
Tambahnya, paling laris mereka menjajakan ragam kerupuk dan camilan dalam bentuk kemasan. Kerupuk udang, dan kerupuk mawar (keriting kecil) tergolong favorit. Kerupuk mawar yang dijual menyajikan tiga rasa yaitu rasa bawang, terasi dan udang, tidak heran bila panganan ini sering diburu pengunjung. Selain itu, beberapa jenis kerupuk lain tidak kalah laris, sebut saja kerupuk macan, bawang, bawang bibir, dan cassandra, sementara camilan berupa keripik kentang, melinjo dan rengginang turut laku keras.
Di sini, pembeli bisa bertransaksi barang kemasan atau yang timbangan (kiloan). Bila ingin efisien dan praktis, sebaiknya membeli oleh-oleh yang sudah jadi kemasan dengan harga yang sudah dipatok sebelumnya. Jika ingin membeli yang seperti ini maka perhatikan masa laik konsumsinya, jangan sampai barang yang dibeli sudah mendekati masa kadaluarsa.
Sedangkan bila ingin belanja kiloan alias timbangan, kemampuan menawar sangat berguna. Kebanyakan para pedagang menjual produk dengan hitungan bobot. Meski terkadang ada plafon harga tertentu, kemampuan menawar diperlukan karena harga di sana tidak begitu saklek. Jika Anda lihai menawar, harga bisa ditekan semurah-murahnya.
Sementara itu bagi yang enggan bertandang ke pusat kota. Pencari oleh-oleh khas Surabaya bisa mengunjungi sentra wisata pantai Kenjeran (Kenpark). Wahana pantai itu tidak hanya menyajikan arena hiburan saja, pengunjung kawasan ini juga bisa menyantap makanan khas Surabaya dan Jawa Timur seperti lontong kupang dan lontong balap.
Setelah itu baru bisa berbelanja oleh-oleh yang berada di sekitar kawasan tersebut. Sentra penjaja oleh-oleh terpusat di sisi timur Kenjeran lama meski ada beberapa pedagang yang menjual di depan pintu masuk wahana dan komplek jajanan di dalam tempat wisata itu.
Mayoritas dari pedagang menjajakan menu oleh-oleh berbahan dasar hasil laut misalnya saja kerupuk ikan, keripik teripang dan kerupuk udang. Ikan asin dan petis udang tidak ketinggalan dijajakan. Untuk harganya, pembeli bisa bertransaksi tawar menawar atau membeli langsung yang berupa kemasan. *
Bila Anda berkunjung ke Surabaya, kurang lengkap kiranya tanpa membawa oleh-oleh khas kota Pahlawan ini. Selain Bandeng asap, aneka krupuk berbagai olahan bisa Anda bawa pulang.
‘Rek ayo rek, mlaku-mlaku nang Tunjungan’, sebait lagu itu kiranya cocok menafsirkan Surabaya yang menjadi salah satu surga tempat belanja. Bicara mall, setidaknya ada delapan tempat belanja moderen berskala besar di kota ini antaranya Plaza Surabaya, Royal Plaza, Galaxy Mall, Pakuwon Trade Center hingga lainnya, khusus Tunjungan Plaza disebut ikon mall di Surabaya.
Jika berburu tren fesyen dan aksesoris, mungkin tempat-tempat di ataslah yang cocok dijujugi. Tapi bila yang Anda inginkan adalah belanja oleh-oleh berupa panganan khas, mendatangi mall-mall di atas malah salah alamat. Karena di Surabaya ada tempatnya tersendiri. Setidaknya di Surabaya ada dua sentra penjaja makanan khas Surabaya dan beberapa oleh-oleh khas kota tetangga.
Pusat oleh-oleh paling familiar bagi warga Surabaya adalah kawasan Pasar Genteng. Kawasan ini tergolong cukup terkenal sebagai sentra jajanan, sekaligus pusat perlengkapan dan spare part barang elektronik. Bila Anda bertanya mengenai sentra ini kepada masyarakat Surabaya, maka mayoritas jawaban hanya seputar dua hal di atas. Mencari Pasar Genteng bukan hal yang sulit mengingat lokasinya berada di pusat kota. Pasar Genteng terbilang masih satu kompleks dengan jalan Tunjungan, hanya saja posisinya berada di ruas jalan yang berbeda. Dari Tunjungan Plaza, menuju Pasar
Genteng tidak sampai menempuh 1 kilometer. Malah posisinya lebih dekat dengan Hotel Majapahit yang berjarak sekitar 500 meter.
Sesampai di kawasan ini, pengunjung tidak usah masuk bangunan pasar yang bertingkat. Para penjaja panganan khas ini tersebar di sekeliling pasar bagian dasar, malah kebanyakan toko jajanan membuka bisnisnya di depan jalan Genteng. Bila berjalan atau berkendara, di kanan kiri ruas jalan akan terlihat toko-toko penjual oleh-oleh.
Dari Macan, Bandeng, sampai Petis
Bila lokasinya sudah terdeteksi, maka selanjutnya Anda tinggal memilih toko mana yang ingin didatangi. Rata-rata dari penjaja menjual sajian yang nyaris tidak berbeda, ragam kerupuk dan camilan menjadi menu jualan utama para pedagang di sana.
Selain makanan kering, jenis panganan basah seperti udang dan siwalan segar turut dijual dengan ukuran dan bobot bervariasi. Uniknya, mereka juga banyak yang menjual petis-makanan terbuat dari udang segar yang ditumbuk halus, direbus dengan air abu merang dan dibumbui, berwarna hitam. Ada yang padat dan kental, berbau tajam-khas Sidoarjo.
“Di sini rata-rata menjual kerupuk dan camilan khas Surabaya. selain jajanan kering, ada juga yang basah. Biasanya wisatawan paling suka memborong yang kering-kering, karena takut basi. Biasa kan, perjalanan mereka cukup jauh dan memakan waktu lama,” kata Sonny Kuntoro, pemilik salah satu toko oleh-oleh di kawasan itu.
Tambahnya, paling laris mereka menjajakan ragam kerupuk dan camilan dalam bentuk kemasan. Kerupuk udang, dan kerupuk mawar (keriting kecil) tergolong favorit. Kerupuk mawar yang dijual menyajikan tiga rasa yaitu rasa bawang, terasi dan udang, tidak heran bila panganan ini sering diburu pengunjung. Selain itu, beberapa jenis kerupuk lain tidak kalah laris, sebut saja kerupuk macan, bawang, bawang bibir, dan cassandra, sementara camilan berupa keripik kentang, melinjo dan rengginang turut laku keras.
Di sini, pembeli bisa bertransaksi barang kemasan atau yang timbangan (kiloan). Bila ingin efisien dan praktis, sebaiknya membeli oleh-oleh yang sudah jadi kemasan dengan harga yang sudah dipatok sebelumnya. Jika ingin membeli yang seperti ini maka perhatikan masa laik konsumsinya, jangan sampai barang yang dibeli sudah mendekati masa kadaluarsa.
Sedangkan bila ingin belanja kiloan alias timbangan, kemampuan menawar sangat berguna. Kebanyakan para pedagang menjual produk dengan hitungan bobot. Meski terkadang ada plafon harga tertentu, kemampuan menawar diperlukan karena harga di sana tidak begitu saklek. Jika Anda lihai menawar, harga bisa ditekan semurah-murahnya.
Sementara itu bagi yang enggan bertandang ke pusat kota. Pencari oleh-oleh khas Surabaya bisa mengunjungi sentra wisata pantai Kenjeran (Kenpark). Wahana pantai itu tidak hanya menyajikan arena hiburan saja, pengunjung kawasan ini juga bisa menyantap makanan khas Surabaya dan Jawa Timur seperti lontong kupang dan lontong balap.
Setelah itu baru bisa berbelanja oleh-oleh yang berada di sekitar kawasan tersebut. Sentra penjaja oleh-oleh terpusat di sisi timur Kenjeran lama meski ada beberapa pedagang yang menjual di depan pintu masuk wahana dan komplek jajanan di dalam tempat wisata itu.
Mayoritas dari pedagang menjajakan menu oleh-oleh berbahan dasar hasil laut misalnya saja kerupuk ikan, keripik teripang dan kerupuk udang. Ikan asin dan petis udang tidak ketinggalan dijajakan. Untuk harganya, pembeli bisa bertransaksi tawar menawar atau membeli langsung yang berupa kemasan. *
5 comments:
Sampeyan titip ta mas, tinggal dicatet wae, asline awak2 iki arek genteng durasim :)
Abon sapi-ku juga bisa dijadikan alternatif oleh2 lho. Terutama buat Cak Ning yang tidak tinggal di Indonesia. Ayo monggo dipirsani iklane di http://mamaselma.wordpress.com/abon-sapi/
Lho .. Ning Dany suwe gak ketemu, rek .. jik eling tah barek aku, konco sak kelas nang 1-6. Iyo kapan-kapan lek aku nang Sorbejeh aku titip sampeyan, yo .. sisan tak silaturahmi karo anak-ojobku. Salam gae Cak Lanang, yo.
Cak Den '89
Halo Cak Den....( den sopo iki yo lengkape, dendeng tah dendenan sawah hehehe ) nek I- 6 ae nggak mungkin lalilah....tulung sampeyan inguk pisan website smala 89 dan login user pisan , ok ditunggu ya....suwun
Ning Dany, aku wis nyoba ndik smala 89, tapi password-e salah, hare... maklum arek ndeso, nyambut gawe ndik ndeso juga. Yakopo iku carane?
Den sopo yo enake, ha...ha... elingku lengkape mbiyen Moch. Denny Dhipawardana. Mari soko I-6 ngalih nang 2A1-3 bareng Gopar, Aniek, Triana, Poppy, Lontong, lan sakbangsane. Mari ngunu minggat nang Bandung sampek saiki.
Cak Den '89
Post a Comment