"Coba kamu kurangi tidur, malam bangun", begitu nasehat Nenek dulu di saat masa remajaku. " Yah, Nek. Lalu apa yang harus aku lakukan ?" "Kamu temui cari 'saudara kembar'-mu, dan ajak bicara". "Kamu tanyakan ke 'dia' solusi masalah mu. Begitu juga profesi yang cocok buat kamu"."Dia akan membimbing mu dalam kehidupan ini.""Kamu nanti tidak akan pernah kesepian".
Sekarang ini baru kusadari, betapa tinggi makna dari pengajaran Nenek ku itu. Sebuah bahasa kiasan yang membutuhkan kepekaan dan daya nalar yang tinggi.
Mari kita sedikit mengupas.
Di malam hari, kita akan mudah sekali memasuki kondisi alpha, sangat cepat. Dikondisi ini sangat baik untuk melakukan kontemplasi, perenungan, apa-apa yang yang sudah kita lalui, kita alami. Dimalam hari, otak kiri sudah mulai melemah dan mempersilahkan otak kanan lebih dominan.
Dalam kontemplasi itu, mari kita mencoba melakukan dengan jujur pada diri ini, mengesampingkan ego, melakukan self talk dengan diri sendiri, dengan hati nurani. Itulah 'saudara kembar' kita, unconscious.
Ada tehnik-tehnik untuk mempermudah proses, dengan visualisasi misalnya. Seakan-akan terwujud sebuah bentuk imajiner, diri kita yang lain itu. Dan proses dialog itu seakan dua arah, bisa dengan bahasa hati, maupun seperti ngomong biasa dalam kondisi alpha. Untuk mereka yang punya daya imajinasi kuat, bayangan imajiner itu seakan-akan terlihat dalam kondisi mata terbuka.
Lakukan proses dialog itu, secara jujur, benar-benar kesampingkan ego. Lakukan penerimaan diri-sendiri, hargai dan bangga terhadap diri-sendiri, ucapkan rasa terima kasih – syukur atas sejauh yang sudah kita capai apapun itu. Niscaya Tuhan akan melipat gandakan apapun rezeki yang kita syukuri itu.
Ucapkan penghargaan, terima kasih atas kinerja yang sudah dilakukan selama ini oleh organ-organ tubuh kita, misal jantung, ginjal, darah, otak, dll. , karena sebenarnya kita ini tidak mampu menggerakkan mereka kecuali Kuasa Tuhan YME. Marilah kita bangga dengan tubuh kita sendiri, karena itulah kita.
Bagi mereka yang mengalami kesulitan melakukan imajinasi itu, bisa dibantu dengan melihat diri sendiri menggunakan cermin. Tatap diri kita dicermin, amati dengan seksama, terima diri kita dicermin itu, apapun yang terlihat baik kita suka ataupun tidak itu lah kita. Lakukan hal yang sama seperti diatas, seperti menggunakan visualisasi. Pada tahap menerima, bangga dan mensyukuri pemberian Tuhan pada diri kita, maka disaat itulah 'inner beauty' kita akan muncul. Tidak mudah memang, tapi pasti bisa dilakukan.
Proses dialog ini bila secara rutin dilakukan, tanpa terasa intuisi kita pun akan semakin tajam, waskita.
Seakan kita mempunyai 'radar' yang selalu bekerja disaat diperlukan, selalu menunjukkan signal mengingatkan disaat kita perlu diingatkan.
Dan pada saatnya nanti kita akan ketemukan sedulur papat-limo pancer, perlu kejujuran pada diri-sendiri.
Salam Bahagia,
Alfriz Hendrawan
http://happy-life.tk/
Sekarang ini baru kusadari, betapa tinggi makna dari pengajaran Nenek ku itu. Sebuah bahasa kiasan yang membutuhkan kepekaan dan daya nalar yang tinggi.
Mari kita sedikit mengupas.
Di malam hari, kita akan mudah sekali memasuki kondisi alpha, sangat cepat. Dikondisi ini sangat baik untuk melakukan kontemplasi, perenungan, apa-apa yang yang sudah kita lalui, kita alami. Dimalam hari, otak kiri sudah mulai melemah dan mempersilahkan otak kanan lebih dominan.
Dalam kontemplasi itu, mari kita mencoba melakukan dengan jujur pada diri ini, mengesampingkan ego, melakukan self talk dengan diri sendiri, dengan hati nurani. Itulah 'saudara kembar' kita, unconscious.
Ada tehnik-tehnik untuk mempermudah proses, dengan visualisasi misalnya. Seakan-akan terwujud sebuah bentuk imajiner, diri kita yang lain itu. Dan proses dialog itu seakan dua arah, bisa dengan bahasa hati, maupun seperti ngomong biasa dalam kondisi alpha. Untuk mereka yang punya daya imajinasi kuat, bayangan imajiner itu seakan-akan terlihat dalam kondisi mata terbuka.
Lakukan proses dialog itu, secara jujur, benar-benar kesampingkan ego. Lakukan penerimaan diri-sendiri, hargai dan bangga terhadap diri-sendiri, ucapkan rasa terima kasih – syukur atas sejauh yang sudah kita capai apapun itu. Niscaya Tuhan akan melipat gandakan apapun rezeki yang kita syukuri itu.
Ucapkan penghargaan, terima kasih atas kinerja yang sudah dilakukan selama ini oleh organ-organ tubuh kita, misal jantung, ginjal, darah, otak, dll. , karena sebenarnya kita ini tidak mampu menggerakkan mereka kecuali Kuasa Tuhan YME. Marilah kita bangga dengan tubuh kita sendiri, karena itulah kita.
Bagi mereka yang mengalami kesulitan melakukan imajinasi itu, bisa dibantu dengan melihat diri sendiri menggunakan cermin. Tatap diri kita dicermin, amati dengan seksama, terima diri kita dicermin itu, apapun yang terlihat baik kita suka ataupun tidak itu lah kita. Lakukan hal yang sama seperti diatas, seperti menggunakan visualisasi. Pada tahap menerima, bangga dan mensyukuri pemberian Tuhan pada diri kita, maka disaat itulah 'inner beauty' kita akan muncul. Tidak mudah memang, tapi pasti bisa dilakukan.
Proses dialog ini bila secara rutin dilakukan, tanpa terasa intuisi kita pun akan semakin tajam, waskita.
Seakan kita mempunyai 'radar' yang selalu bekerja disaat diperlukan, selalu menunjukkan signal mengingatkan disaat kita perlu diingatkan.
Dan pada saatnya nanti kita akan ketemukan sedulur papat-limo pancer, perlu kejujuran pada diri-sendiri.
Salam Bahagia,
Alfriz Hendrawan
http://happy-life.tk/
2 comments:
Orang Jawa bilang : Sedulur papat , Limo pancer( Bener Ta?)
Iku sih bener. Versi liyane ono sing ngarani " kadang kawah adi ari-ari " :D
Post a Comment