Merdeka Babah!!!

Onok Ga Arek Ikasmanca Sing Babah??Nek Onok maju terus pantang mundur membangun negoro bersama keluarga besar Ikasmanca ...Babah adalah kata ganti untuk keturunan Tionghoa Peranakan di Indonesia,umumnya bapak asli China ibu asli pribumi Nusantara,jadi sesuai hukum Mendel kadar darah generasi pertama[F1] Babah adalah 50% China dan 50% Pribumi.

Lahirnya generasi pertama kaum Babah tersebut jauh sebelum NKRI diproklamirkan dan sebelum Belanda Menjajah Nusantara,dari hasil penemuan barang2 peninggalan[terutama keramik,alat2 dapur dan patung zaman Dynasti Han]oleh peneliti2 barat diyakini bahwa sejak awal abad pertama orang Tionghoa sudah bermukim di Nusantara.

Sedangkan dari buku kisah perjalanan Mahuan[Ying-Yai Sheng-Lan] yang mendampingi Cheng Ho pada tahun 1418 sudah ditemui permukiman2 Tionghoa di kota2 pelabuhan seperti Tuban,Gresik dan Surabaya serta mata uang yang dipakai adalah mata uang Tiongkok,juga diceritakan bahwa diNusantara saat itu ada tiga macam penduduk yaitu :orang Muslim[datang dari barat]dan Orang Tionghoa yang hidupnya sudah beradab serta penduduk pribumi yang masih"primitip".

Karena awalnya semua orang Tionghoa yang migrasi ke Nusantara hanyalah kaum lelaki,maka terjadilah kawin campuran dengan suku2 lain yang sudah bermukim di nusantara,keturunan yang terlahir dan melepaskan identitas Chinanya seperti nama dan agama Konghucu melebur menjadi Pribumi, sedangkan yang tetap mempertahankan identitas Tionghoa disebut babah atau non pri .

Dari catatan2 diatas dapat disimpulkan Babah adalah BAGIAN tak terpisahkan dari Bangsa Indonesia,;Indonesia adalah TANAH AIRNYA,TANAH TUMPAH DARAHNYA.
Dari data2 antropologi/archeologi ternyata suku Melayu berasal dari yunan sejak 3000 tahun sm,penyebutan Melayu Tua dan Melayu Muda untuk menunjukan kapan[era] kedatangan mereka di bumi Nusantara,begitupun dengan penyebutan PRIBUMI dan NON PRIBUMI[babah]hanyalah menunjukan kelompok yang datang DULUAN dan yang datang KEMUDIAN dibumi Pertiwi ini.

Babah adalah"RAS BARU"di Nusantara,tidak berbudaya China juga bukan berkebudayaan"asli"Nusantara,tetapi karena diasuh oleh Ibu pribumi mayoritas mereka berbahasa IBU[bahasa lokal]tetapi tetap memelihara IDENTITAS China,salah satunya adalah memakai nama China dan menganut KONG HU CU.

Setelah berabad2 hidup dibumi Nusantara tentu saja"KEMURNIAN"ras baru tersebut sudah luntur akibat terjadi perkawinan campur kembali dengan pribumi,terutama untuk babah generasi pertama[atau mungkin sampai ketiga]mengingat populasi babah saat itu masih sedikit sekali,tentu saja berlaku juga untuk kaum perempuannya.

Dengan kemajuan transportasi juga mendorong terjadinya perkawinan silang antar Babah Jawa dengan Babah Sumut/Babah Sumut dengan babah Sumbar/babah Kaltim dengan Babah Kalbar/Babah dengan Totok, juga antar Babah dengan Pribumi dan lain lainnya,tentunya "kadar"darah babah dari generasi kegenerasi semakin bervariasi,yang jelas kadar darah"pribumi"nya lebih dominant.

Secara obyektif memang pembawaan[gaya penampilan] seorang babah dengan seorang"pribumi"memang berbeda,hal tersebut terjadi mungkin karena pengaruh "BUDAYA"dan pola makannya,tetapi dari anatominya sulit dibedakan.
Tidak beda pembawaan babah Jawa dengan babah Sumatera/Kalimantan maupun babah Indonesia Timur,begitupun dengan"Pribumi"Jawa dengan "pribumi"luar pulau semuanya juga berbeda2 pula.

Dari aspek tersebut sesungguhnya politik*generalisasi dan diskriminasi *yang dijalankan pemerintah jelas2 DOSA POLITIK,sikap demikian inilah yang paling tepat disebut sebagai PEMBUNUHAN CHARACTER ANAK BANGSA,sehingga banyak Babah yang TERHALUNISASI bahwa dirinya hanya NUMPANG HIDUP DI NKRI sehingga sikapnya serba KIKUK layaknya anak indekosan.

Realita dilapangan babah masih diperlakukan diskriminatip meskipun sejarah keberadaan babah di Nusantara jauh lebih awal dibandingkan dengan terbentuknya NKRI,bahkan sejak ORBA mayoritas babah sudah melepaskan identitas Tionghoanya,sudah memakai nama Indonesia dan memeluk agama lain.

Ter-asing-nya Babah dari masyarakat pribumi jelas bukan karena darah Chinanya,tetapi karena terkondisikan oleh politik diskriminasi yang dilakukan oleh penguasa2 Nusantara [Belanda dan Jepang]maupun penguasa2 NKRI,selama ini babah dipaksa TERCERABUT DARI AKARNYA yaitu Bangsa Indonesia.

Ketika era Belanda dan Jepang jelas karena demi kepentingan ekonomi dan kepentingan politik mereka,Belanda memperalat babah untuk melancarkan bisnisnya dengan kelompok petani,dalam kepentingan politik Belanda takut bila babah bersatu dengan pribumi akan mempunyai kekuatan yang sulit dilawan,sebab Babah saat itu relatip mempunyai inteligensi diatas rata2 penduduk"pribumi".

Sudah seharusnya setiap Babah melawan pembunuhan character yang dialaminya selama ini dan MULAI MENANAMKAN dalam lubuk hatinya masing2 bahwa IBU PERTIWI ADALAH IBU KANDUNG KITA,SETIAP WNI ADALAH SAUDARA SEDARAH KITA!.
MERDEKA!!!

Seperti yang ditulis Oleh
Sing.. Meng..

Artikel yang Berhubungan



Terbangunya Tali Silaturahmi yang kokoh selalu didasari dengan komunikasi dan informasi yang selalu Lancar dan TERBARU jika setuju masukan email Konco disini:


Digg Technorati del.icio.us Stumbleupon Reddit Blinklist Furl Spurl Yahoo Simpy

1 comments:

Anonymous said...

Menurut kamus boso suroboyo, babah artine : jar-no (duduk Jarno Truly). Conto pemakaiane :
A : "Koen iku ojok tura-turu ae ta, kono lho sinau ?"
B : "Babah-no lho sak karepku"

dari : pemerhati dan pelestari boso suroboyo

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( =))

Post a Comment

 

©Copyright 2008 Blog Ikasmanca|powered by Blogger.com|o-om|Peluang Usaha